THE MIND-BRAIN PROBLEM
OTAK = PIKIRAN
ATAU
OTAK ≠ PIKIRAN

Pikiran (mind) -> proses mental, yaitu pertimbangan dan kesadaran (consciousness)
Otak (brain) -> aspek fisik dari neuron-neuron otak dan struktur kerja otak (benda/materi).
Mind-brain problem -> bagaimana keduanya berinteraksi.

Bahan Perdebatan:
Keduanya sama (menyatu), atau berbeda (terpisah)?
Jika berbeda, bagaimana mereka berinteraksi?
Siapa yang mengendalikan?
Pikiran itu bagian dari otak, atau otak itu bagian dari pikiran?

Penjelasan yang paling umum terbagi dalam 2 sudut pandang:

    1. Dualism
      Otak (brain) punya berat dan tersusun dari zat padat serta cairan. Jadi, otak itu adalah benda/materi.
      Di sisi lain, manusia punya kemampuan untuk membuat pertimbangan dan perencanaan, juga dapat mencari makna dari hidup mereka. Dengan kata lain, manusia mempunyai pikiran (mind).

      Dengan demikian, manusia punya brain (physical) dan mind (nonphysical). Pernyataan ini dikenal dengan dualism. Dualism adalah sudut pandang yang mengakui bahwa brain dan mind, keduanya ada sebagai entitas/wujud yang terpisah.

      Rene Descartes berargumen bahwa ada interaksi dua arah antara pikiran dan tubuh (pada pineal gland). Pikiran mengendalikan tubuh, tetapi tubuh juga mempengaruhi pikiran.

      Hal ini banyak ditentang karena melanggar hukum kekekalan energi, yang menyatakan bahwa jumlah energi dalam suatu sistem tertutup itu tidak berubah, ia tetap sama. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan oleh manusia, namun energi dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
      Jika pikiran bukan suatu bentuk energi, maka pikiran tidak bisa menghasilkan apa-apa. Dan jika pikiran adalah suatu bentuk energi, maka untuk berpikir diperlukan suatu bentuk energi lain yang dapat diubah menjadi energi pikiran. Pikiran tidak bisa berdiri sendiri. Itulah sebabnya banyak peneliti otak dan filsuf lebih condong ke monism.

    2. Monism
      Apa yang kita pikirkan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan di otak kita. Jadi aktivitas mental adalah aktivitas otak.
      Kesadaran (consciousness) yang kita miliki tidak akan ada tanpa aktivitas otak. Sebaliknya, tanpa aktivitas otak maka tidak akan ada kesadaran juga.

      Jika melihat PET (positron-emission tomography), yang menunjukkan bagaimana otak beraktivitas ketika kita sedang melakukan kegiatan, maka diketahui bahwa otak akan semakin aktif di banyak area jika kita melakukan banyak kegiatan, namun otak juga tetap beraktivitas sepanjang waktu.
      Pertanyaan yang timbul adalah: apakah aktivitas otak membuat kita bisa berpikir atau pikiran-pikiran kita yang menyebabkan adanya aktivitas dalam otak?
      Banyak peneliti otak yang menjawab: bukan keduanya.

      Catatan: Apa pun jawabannya, kita masih jauh sekali dari pemahaman tentang hubungan otak dan pikiran.

      Tipe 1 – materialism
      Materialism yakin bahwa segala sesuatu berasal dari dunia materi, karena itu pikiran (mind) adalah fungsi dari otak (brain). Seluruh mental proses bisa sepenuhnya diidentifikasi dengan proses fisik dalam sistem syaraf, dan manusia tidak lebih dari organisme fisik yang kompleks.

      Tipe 2 – Phenomenalism (Subjective Idealism)
      Phenomenalism yakin bahwa yang eksis adalah pikiran. Bishop Berkeley menyatakan bahwa apa yang kita kira sebagai tubuh, hanyalah persepsi dari pikiran.

    Sumber:
    McLeod Saul. SimplyPsychology.org. (2007). Diakses melalui https://www.simplypsychology.org/mindbodydebate.html
    James W. Kalat. 2014. Introduction to Psychology. USA: Wadsworth Cengage Learning, p.5-6.
  • Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *