IKUT-IKUTAN DI SITUASI PENTING

Confomity atau ikut-ikutan lebih besar kemungkinannya untuk terjadi ketika situasi genting atau penting.

Sebuah penelitian membuktikan hal ini.
Partisipan disuruh menjadi saksi mata, persis seperti kejadian sebenarnya.
Total ada 13 kasus dan di awal setiap kasus, partisipan melihat slide yang menunjukkan wajah di pelaku kejahatan.
Setiap kali selesai melihat wajah pelaku kejahatan, partisipan disuruh memilih mana yang merupakan pelaku kejahatan dari antara 4 orang yang berjajar. Namun, dalam jajaran itu, si pelaku kejahatan mengenakan baju yang berbeda daripada yang telah dilihat partisipan di slide sebelumnya.
Tugas ini sangat sulit dan menantang, karena slide hanya dimunculkan dalam waktu sangat singkat, setengah detik.

Partisipan diberi tahu bahwa ketepatan mereka sangat penting, karena selanjutnya mereka akan melihat pelaku kejahatan yang sebenarnya dan mereka diminta untuk menentukan siapa pelaku kejahatan dari 4 orang yang berjajar. Hasilnya akan diberikan kepada pihak kepolisian dan kejaksaan, sehingga mereka dapat menentukan siapa yang bisa menjadi saksi mata yang handal dan siapa yang tidak.
Nilai mereka juga akan dipakai untuk menetapkan standar bagi para saksi mata selanjutnya.
Selain itu, siapa yang bisa menjawab dengan benar akan mendapatkan $20 sebagai bonus.

Partisipan tidak sendirian, tetapi ditemani oleh 3 partisipan palsu (orang-orang yang terlibat dalam penelitian). Setiap orang menyebutkan siapa pelaku kejahatan menurut mereka dengan lantang.
Dalam kasus ke-7, ketiga partisipan palsu sama-sama menyebutkan orang yang sama tetapi salah, dengan lantang, sebelum partisipan asli memilih pelaku kejahatan menurut dia.

Di pihak lain, sekelompok partisipan diberi tahu bahwa penelitian ini adalah percobaan awal dan masih dalam proses pengembangan.

Dengan demikian, ada 2 kelompok partisipan, yang satu merasa bahwa kondisi yang mereka hadapi sangat penting dan mereka juga akan mendapatkan bonus $20, sedangkan yang lain merasa bahwa kondisi yang mereka hadapi tidak begitu penting, hanya merupakan eksperimen biasa.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa partisipan di situasi yang dianggapnya kurang penting, ikut-ikutan jawaban partisipan palsu (yang salah) sebanyak 35%. Sedangkan partisipan di situasi yang dianggapnya sangat penting dan bahkan menerima bonus $20, ikut-ikutan jawaban partisipan palsu (yang salah) sebanyak 51%.

Kesimpulannya, manusia cenderung ikut-ikutan, apalagi di kondisi genting atau penting.
Itulah sebabnya, dalam kasus sebenarnya, jika ada banyak saksi mata, pihak kepolisian akan menginterogasi mereka satu per satu. Mereka juga diminta menentukan siapa pelaku kejahatan secara individual.

Terima kasih Mas Wahyu.
Sumber: Aronson, E., Wilson, T., Robin M., A., & Samuel R., S. (2016). Social Psychology. United States of America: Pearson.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *