BERBAGAI DEFENSE MENURUT FREUD

Defense mechanisms (mekanisme mempertahankan diri) itu normal dan dipakai hampir di seluruh dunia, namun jika hal itu dilakukan secara berlebihan dan diulang-ulang, maka menjadi perilaku neurotic. Defense ini dilakukan oleh ego kita untuk mengatasi anxiety (kegelisahan).

Jenis-jenis defense mechanisms yang diidentifikasi oleh Freud adalah:

  1. Repression
    Repression adalah defense yang paling umum dipakai. Repression adalah tindakan menekan keinginan-keinginan dari Id yang mengancam, memalukan, dan menggelisahkan, ke area unconscious (area bawah sadar). Misalnya: seorang kakak menekan perasaan benci kepada adiknya, karena mengekspresikan perasaan benci itu justru menimbulkan masalah lebih besar.Apa yang terjadi terhadap keinginan/gairah yang sudah ditekan ke alam bawah sadar?

    • Tetap di alam bawah sadar dan tidak berubah.
    • Mencari jalan keluar ke alam sadar dan biasanya menimbulkan kegelisahan yang lebih besar lagi.
    • Keluar ke alam sadar dalam wujud yang lain (menyamar). Misalnya: seseorang menjadi impoten demi mengatasi kegelisahan karena rasa bersalah menghadapi gairah seks yang luar biasa.
    • Keluar ke alam sadar dalam wujud mimpi atau salah ucap (slips of the tongue).

     

  2. Reaction formation
    Defense ini dilakukan dengan cara mengubah gairah atau keinginan yang ditekan menjadi bentuk yang berlawanan. Misalnya: Seorang anak sangat membenci ortunya. Namun, karena budaya dan norma yang ada akan mengecam orang yang membenci ortunya, maka ia mengubah perasaan itu menjadi sayang yang berlebihan, terlihat, dan lebay.
    Orang lain dapat menyadari hakiki dari rasa sayang ini, tetapi si pelaku justru menipu dirinya sendiri untuk menyingkirkan kegelisahan yang timbul karena kebenarannya, yaitu bahwa ia membenci ortunya.
  3.  
  4. Displacement
    Jika dalam reaction formation, orang mengubah dorongan/keinginan yang memalukan tersebut terhadap 1 orang/object, maka dalam displacement, orang mengarahkan dorongan/keinginan yang memalukan itu ke berbagai orang dan object.
    Misalnya: Seseorang yang marah terhadap teman sekamarnya, menyalurkan rasa marah itu kepada rekan kerja, binatang peliharaan, dan benda-benda mati. Namun, ia tetap ramah terhadap teman sekamarnya. Bedanya dengan reaction formation, ia tidak melakukannya dengan berlebihan.
  5.  
  6. Fixation
    Setiap orang pasti bertumbuh, secara fisik dan psikologis. Namun, setiap tahap pertumbuhan mendatangkan stres dan kegelisahan. Ketika seseorang merasa bahwa untuk maju ke tahap berikutnya akan sangat stres, maka ego-nya akan memilih untuk berhenti di tahap ini, tahap yang lebih nyaman.Sebenarnya fixation bisa terjadi di tahap awal, tahap oral (0 – 1,5 tahun) atau tahap anal (2 – 7 tahun). Orang yang bermasalah di tahap oral, akan terus-menerus mencari kesenangan dari makan, merokok, dan berbicara. Ini disebut oral fixation. Sedangkan mereka yang bermasalah di tahap anal, akan menjadi orang yang terobsesi dengan kerapian dan keteraturan. Ini disebut anal fixation.
  7. Regression
    Jika fixation adalah berhenti dan tidak mau maju ke tahap berikut, maka regression justru terjadi ketika seseorang sudah maju ke tahap perkembangan selanjutnya, lalu merasa stres dan gelisah, maka ia mundur ke tahap sebelumnya.Regression sangat umum terjadi di anak-anak. Misal: Anak sulung merengek minta minum ASI lagi, ketika adiknya lahir. Perhatian ortu yang diberikan ke adiknya, menjadi ancaman baginya.
    Orang dewasa yang mengalami regression, adalah orang yang bereaksi terhadap situasi yang menggelisahkan dengan kembali ke perilaku sebelumnya, yang lebih aman, dan menyalurkan keinginan-keinginannya ke objek yang lebih primitif dan familiar.
    Di bawah kondisi yang ekstrim, orang dewasa mungkin akan mengadopsi “fetal position” (posisi meringkuk seperti bayi dalam kandungan), kembali ke rumah ortu, tinggal di ranjang seharian, menutup diri dari dunia yang dingin dan mengancam.

    Regression mirip dengan fixation, keduanya kaku dan kekanak-kanakan.
    Namun, regression biasanya sementara, sedangkan fixation butuh waktu dan tenaga agar dapat pulih.

  8. Projection
    Ketika dorongan/keinginan begitu besar dan sangat menggelisahkan, maka ego akan mengurangi kegelisahan itu dengan melimpahkan dorongan/keinginan yang tidak dikehendaki itu kepada objek eksternal.
    Dengan kata lain, kita melihat dorongan/keinginan yang tidak kita kehendaki itu di atas diri orang lain, padahal sebenarnya semua itu sedang terjadi di dalam kita.
    Misal: Seorang pria menuduh bahwa seorang wanita tua sedang merayu dia. Hal ini terjadi, karena di alam sadarnya, keinginan untuk berhubungan seks dengan wanita tua itu sangat menjijikkan baginya. Namun, di alam bawah sadarnya, ia punya ketertarikan seksual yang sangat kuat terhadap wanita tersebut.
    Akibatnya, pria ini menipu dirinya sendiri hingga ia yakin bahwa ia tidak ada keinginan seksual terhadap wanita yang lebih tua itu, tetapi justru wanita itulah yang sedang merayunya.
    Meskipun hal ini menghilangkan kegelisahan dan rasa bersalah, namun mengijinkan dia untuk memelihara ketertarikan seksual pada wanita yang mengingatkannya pada ibunya.Paranoia adalah projection yang ekstrim. Ciri-ciri paranoia adalah khayalan tentang iri hati dan aniaya. Menurut Freud, paranoia selalu dikarenakan kecenderungan homosexual yang ditekan.
    Seorang laki-laki yang menyukai sesamanya merasa bahwa hal itu sangat menggelisahkan, maka ia bukannya berkata, “Aku cinta dia”. Ia akan mengatakan, “Aku benci dia”, tetapi ternyata mengatakan, “Aku benci dia” menimbulkan masalah terlalu banyak, maka ia berkata, “Dia benci aku.”

    Mekanisme inti dari semua paranoia adalah projection yang disertai khayalan mengenai iri hati dan aniaya.

  9. Introjection
    Mengadopsi ciri-ciri positif orang lain menjadi miliknya. Misal: seorang remaja mengadopsi perilaku, nilai, pandangan, atau gaya hidup seorang aktris. Introjection diperlukan untuk menggembungkan self-worth (nilai diri) dan meminimkan perasaan minder.
    Orang mengadopsi karakteritik yang dipandangnya berharga dan dapat membantunya merasa bahwa dirinya lebih baik.Anak-anak mungkin saja introject orang tuanya, agar mereka tidak perlu mengevaluasi atau memilih keyakinan mereka sendiri, serta standar hidup mereka.
  10. Sublimation
    Setiap defense mechanisms bertujuan untuk melindungi ego dari kegelisahan, tetapi sebenarnya semua kegelisahan itu muncul karena nilai-nilai yang ditentukan berdasarkan sudut pandang masyarakat.Sublimation adalah defense mechanisms, yang menghilangkan kegelisahan, sekaligus memenuhi tuntutan masyarakat.
    Misal: Menekan keinginan seksual dengan menyalurkannya pada bidang seni lukis, musik, dll.

    Freud yakin bahwa karya Michelangelo berkaitan secara tidak langsung dengan penyaluran libido-nya dalam melukis dan memahat.

Kesimpulan:
Defense mechanisms berguna untuk siapa saja dan tidak merugikan siapa pun. Apalagi jika kita menggunakan defense mechanisms sublimation.

Setiap defense mechanisms selalu bergandengan dengan repression dan setiap defense mechanisms dapat mengarah pada psychopathology.

Terima kasih Mba Wieka dan Mba Aya.
Sumber: Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T.-A. (2013). Theories of Personality. New York: McGrow-Hill Education.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *