Kebutuhan dasar manusia adalah cinta dan kasih sayang. Jika keduanya tidak didapatkan di masa kecil, maka akan muncul basic hostility (sikap memusuhi/melawan) terhadap ortu.
Selain itu, manusia hidup dalam kompetisi untuk mencari:
- Kesenangan.
- Keamanan
- Kepuasan
Kompetisi dan basic hostility ini justru memicu kebutuhan yang lebih besar akan cinta dan kasih sayang, sehingga manusia mengejarnya. Hal ini membuat sebagian orang merasa bahwa hanya pasangan yang bisa memberikan cinta dan kasih sayang adalah solusi dari semua masalahnya.
Jika menemukan cinta yang tulus, maka ia akan bertumbuh sehat, dan merasa masalah terselesaikan. Namun, jika tidak mendapatkan cinta yang tulus, justru menjadi lahan subur untuk menumbuhkan neuroses. Akibatnya:
- Self-esteem rendah
- Hostility meningkat
- Basic anxiety meningkat
- Lebih kompetitif
- Secara terus-menerus dan berlebihan mencari cinta dan kasih sayang
Orang yang gagal menemukan cinta yang tulus (punya neurotic need), akan sulit memberikan cinta dan kasih sayang yang dibutuhkan anak. Mereka malah cenderung:
- Mendominasi (menguasai)
- Mengacuhkan
- Terlalu melindungi
- Menolak
- Mabuk
Menghadapi ortu seperti itu, anak tidak bisa menyatakan hostility-nya dengan murka/marah, sebaliknya anak akan meredam/menekannya hingga tidak menyadarinya.
Hostility yang diredam ini mengakibatkan munculnya perasaan insecurity (tidak aman) dan perasaan kurang dipahami/dimengerti, atau perasaan takut akan terjadi sesuatu yang buruk atau yang tidak menyenangkan. Kondisi ini disebut basic anxiety (gelisah, khawatir), yang bisa dijabarkan sebagai berikut:
- Merasa terasing, tak berdaya di dunia yang dibayangkannya sebagai musuh yang siap menyerang kapan pun.
- Merasa kecil
- Merasa tak berarti
- Merasa tak berdaya
- Merasa terlantar/sendirian
- Merasa terancam
Anak yang mempunyai basic anxiety tinggi, memandang dunia sebagai dunia yang kejam, penuh tipu, menyerang, mempermalukan, mengkhianati, dan penuh dengki.
Basic hostility dan basic anxiety ini tak terpisahkan dan saling terjalin, saling mempengaruhi. Hubungan keduanya meningkatkan neurosis tanpa perlu tambahan konflik dari faktor eksternal.
Defense (pertahanan diri) untuk mengatasi basic hostility dan basic anxiety digambarkan dalam diagram di bawah ini:
Perbedaan orang normal dengan neurotic (orang yang tergolong terganggu jiwanya) adalah sebagai berikut:
Sebelum mencetuskan diagram di atas, Horney pernah menyebutkan 4 cara defense (mempertahankan diri) dan 10 kebutuhan neurotic (mental yang bermasalah) guna melawan perasaan tidak nyaman akibat basic hostililty dan basic anxiety, yaitu:
- Affection
Mencari cinta dan kasih sayang. Beberapa orang gagal menemukan cinta yang tulus, sehingga mereka mencoba membelinya dengan mengesampingkan kepentingan pribadi, merendahkan diri, diam, memberi banyak pemberian materi atau sex. - Submissiveness
Taat banget kepada seseorang atau institusi, seperti organisasi atau agama. Hal ini juga dimaksudkan untuk mendapatkan affection. - Power
Ini adalah defense (cara mempertahankan diri) untuk melawan hostility yang sebenarnya atau yang cuma ada di imaginasi, dengan berusaha menguasai orang lain.
Prestige adalah cara melindungi diri dari dipermalukan orang lain dengan kecenderungan mempermalukan orang lain melalui memandang martabat, wibawa, atau gengsi.
Possession act adalah perbuatan sok memiliki sebagai pernyataan untuk melawan kemiskinan. - Withdrawal
Menjadi mandiri atau justru mengasingkan diri. Neurotic merasa bahwa dengan mengasingkan diri, tidak ada orang lain yang bisa menyakiti mereka. - Kebutuhan neurotic untuk mendapatkan kasih sayang dan diterima
Berusaha menyenangkan siapa saja. Berusaha hidup sesuai ekspektasi orang lain, takut menyatakan idenya, pandangannya, atau opininya. - Kebutuhan neurotic untuk partner yang berkuasa (powerful)
Karena kurang percaya diri, mereka melekatkan diri pada orang yang berkuasa. Kebutuhan ini meliputi penilaian yang berlebihan terhadap cinta, dan ketakutan diterlantarkan, atau sendirian. - Kebutuhan neurotic untuk membatasi hidupnya dalam ruang lingkup se-sempit mungkin.
Berjuang agar tidak mencolok, berada di tempat kedua, puas walau menerima sedikit sekali. Mereka menurunkan kemampuan mereka dan takut mengajukan permintaan pada orang lain. - Kebutuhan neurotic untuk kekuasaan (power). Power dan affection mungkin adalah kebutuhan neurotic yang terbesar. Kebutuhan akan kekuasaan biasanya diimbangi dengan kebutuhan akan prestige dan possession, dan menyatakan dirinya sendiri sebagai kebutuhan untuk mengontrol orang lain dan menolak perasaan bahwa dirinya lemah atau bodoh.
- Kebutuhan neurotic untuk mengeksploitasi orang lain.
Mengevaluasi orang lain apakah mereka bisa dimanfaatkan, tetapi di saat yang bersamaan, mereka takut dimanfaatkan orang lain. - Kebutuhan neurotic untuk dikenal atau prestige (bermartabat, berwibawa, bergengsi)
Mencoba untuk menjadi yang pertama, penting, atau menarik perhatian. - Kebutuhan neurotic untuk dikagumi secara personal
Mereka ingin diri mereka dikagumi lebih dari apa yang mereka miliki. Mereka membesar-besarkan self-esteem dan hal itu harus terus-menerus dihidupkan dengan sanjungan dan konfirmasi/persetujuan dari orang lain. - Kebutuhan neurotic untuk ambisi dan pencapaian pribadi
Punya dorongan kuat untuk menjadi yang terbaik, sales yang terbaik, kekasih terbaik, pemain bola terbaik. Mereka harus mengalahkan orang lain untuk mengkonfirmasi superiority mereka. - Kebutuhan neurotic untuk mencukupi diri sendiri dan menjadi mandiri
Ingin menghindari orang lain dengan membuktikan bahwa mereka dapat hidup tanpa orang lain. Laki-laki playboy yang tidak dapat diikat oleh wanita mana pun adalah contohnya. - Kebutuhan neurotic untuk sempurna dan tanpa cacat
Berjuang tanpa lelah untuk sempurna, demi pembuktian akan self-esteem dan personal superiority mereka. Takut membuat kesalahan dan mempunyai cacat pribadi. Mereka berusaha dengan sangat untuk menyembunyikan kelemahan dari orang lain.
Keempat cara defense dan 10 kebutuhan tersebut pasti dipakai oleh semua orang dan ada pada semua orang, hingga level tertentu. Kesemuanya itu mungkin saja saling tumpang tindih dan satu orang mungkin saja menerapkan lebih dari satu cara.
Tapi, adalah tidak sehat jika seseorang sangat bergantung pada satu cara dan tidak mampu menggunakan berbagai strategi dalam berinteraksi dengan orang lain.
Sesuatu yang dipaksakan atau menjadi keharusan adalah karakteristik yang sangat menonjol untuk semua yang bermasalah mental. Neurotic secara terus-menerus mengulang strategi yang sama, yang pada dasarnya sangat tidak produktif.
Neurotic tidak mampu mengubah perilaku mereka yang terus-menerus diulang demi melawan basic anxiety. Strategi ini menjebak mereka dalam pusaran yang justru membuat mereka makin punya self-esteem rendah, memusuhi semua orang, mengejar kekuasaan secara tidak tepat, membual tentang superiority-nya, prihatin terus, dan pada akhirnya makin tinggi level basic anxiety-nya.