TEORI
FILSAFAT
SAINS
HIPOTESIS

TEORI adalah sekumpulan asumsi[1] yang saling berkaitan yang memungkinkan ilmuwan menggunakan pemikiran logika deduktif[2] untuk merumuskan hipotesis yang bisa diuji.
Teori dibangun dari bukti ilmiah (data-data) yang diperoleh dari keadaan yang relatif tidak bias. Landasan utamanya adalah pemikiran dan observasi empiris.
Teori berhubungan dengan sekumpulan pernyataan “jika – maka”.
Teori tidak berhubungan dengan “seharusnya (ought) atau sebaiknya (should)”.
Teori ≠ kebenaran ≠ fakta.

FILSAFAT adalah hasil dari pemikiran dan perenungan para filsuf (para pencinta dan pencari kebijaksanaan), tanpa melakukan penelitian terkontrol.
Filsafat sangat berhubungan dengan “seharusnya (ought) atau sebaiknya (should)” atau prinsip-prinsip tentang bagaimana seseorang seharusnya menjalani hidup.

PENGETAHUAN (sains) adalah cabang ilmu yang mengutamakan observasi dan klasifikasi data serta pembuktian hukum-hukum umum melalui pengujian hipotesis. Dalam hal ini, teori menjadi alat yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memberi makna dan mengatur observasi, serta menunjukkan arah penelitian. Tanpa teori, yang mengatur observasi dan menunjukkan arah penelitian, maka sains tidak berkembang.
Dengan demikian, yang membedakan antara sains dan bukan sains adalah kemampuannya untuk menolak gagasan yang tidak didukung bukti empiris walaupun gagasan itu tampak logis dan rasional. (Misal: tubuh yang ringan akan jatuh lebih lambat dari tubuh yang berat – masuk akal tetapi secara empiris pendapat ini salah.)

HIPOTESIS adalah perkiraan atau prediksi ilmiah yang cukup spesifik untuk bisa diuji validitasnya melalui metode ilmiah.
Satu teori yang komprehensif mampu menghasilkan ribuan hipotesis.
Dengan menggunakan pemikiran logika deduktif (dari umum ke khusus), seorang peneliti bisa menarik hipotesis yang bisa diuji dari sebuah teori yang baik, kemudian menguji hipotesis itu. Hasilnya akan menjadi masukan bagi teori tersebut, entah mendukung atau membantah hipotesis. Sebaliknya, dengan menggunakan pemikiran logika induktif (dari khusus ke umum), peneliti akan memanfaatkan teori untuk menjelaskan hasil penelitian.
Ketika teori berkembang dan berubah, akan menghasilkan hipotesis lain, dan ketika hipotesis tersebut diuji, maka hasilnya akan mendukung atau mengubah teori tersebut, dst.

Sumber:
James W. Kalat. (2014). Introduction to Psychology. USA: Wadsworth Cengage Learning.
Jess Feist & Gregory J. Feist. (2009). Theories of Personality. McGraw Hill Education.
[1] Asumsi – seolah-olah dianggap kebenaran. Ini langkah praktis agar ilmuwan bisa melakukan penelitian yang hasilnya bisa terus dipakai untuk mengembangkan atau memperbaiki teori awal.
[2]Perlu ilmuwan imajinatif untuk memulai dari teori umum kemudian melalui pemikiran logika deduktif sampai pada hipotesis tertentu yang bisa diuji.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *