IKUT-IKUTAN

Kita cenderung menyesuaikan jawaban kita dengan jawaban orang-orang dalam kelompok kita. Itu namanya ikut-ikutan.

Seorang bernama Muzafer Sherif mengadakan penelitian.
Ia menyuruh partisipan duduk di ruangan gelap total dan menyuruhnya untuk fokus pada satu titik terang di kejauhan. Kemudian terang itu akan hilang dan muncul lagi. Kali ini, peneliti akan bertanya, seberapa jauh terang itu telah bergeser? Demikian seterusnya.

Hal yang menarik untuk diketahui adalah, terang itu tidak bergeser sama sekali. Namun, karena partisipan berada di dalam ruangan yang gelap total, maka mereka tidak punya titik tetap sebagai referensi. Itulah sebabnya terang itu terlihat seperti maju sedikit atau mundur sedikit. Ini disebut autokinetic effect.

Meskipun jawaban setiap orang berbeda-beda, namun jika dilihat jawaban perorangan, seberapa jauh terang itu bergeser, jawaban mereka cukup konsisten.

Ketika mereka tidak lagi ditanya sendiri-sendiri, tetapi dalam kelompok, dan setiap orang diminta menjawab dengan lantang, maka setiap orang mulai menyesuaikan jawabannya, sehingga menjadi sama atau mirip.

Ternyata manusia memang cenderung ikut-ikutan atau conformity.
Mengapa?
Yaaa… karena ada kebutuhan untuk “menjadi benar” atau “merasa benar” atau “tahu mana yang benar”.

Terima kasih Mas Wahyu.
Sumber: Aronson, E., Wilson, T., Robin M., A., & Samuel R., S. (2016). Social Psychology. United States of America: Pearson.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *